Jumat, 27 Oktober 2017

Berbagi Ilmu : Sunnah Qauliyah, Fi'liyah, dan Sunnah Taqririyah

     Kita pasti mengenal atau pernah mendengar kata dari Sunnah-sunnah ini. Tapi, apa itu itu Sunnah Qauliyah, Sunnah Fi'liyah, dan Sunnah Taqririyah?

     Tapi sebelum itu, mari kita bahas dulu pengertian Sunnah

     Sunnah menurut bahasa Arab adalah ترقه (tariqah) yang berarti metode, kebiasaan, perjalanan hidup, atau perilaku, baik terpuji maupun tercela.

     Adapun dalam istilah menurut para ahli hadist, adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi saw. yang berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, karakter, akhlak, maupun perilaku. Menurut sebagian ulama, sunnah sama dengan hadist.

     Sunnah mengandung 3 hal, yaitu

1. Sunnah Qauliyah, yaitu sunnah yang berupa perkataan Rasulullah saw.

2. Sunnah Fi'liyah, yaitu sunnah yang berupa perbuatan Rasulullah saw. yang disimpulkan sebagai perintah atau larangan melalui contoh atau teladan sikap Rasulullah saw.

3. Sunnah Taqririyah, yakni sunnah yang berbentuk pengakuan atau ketetapan Rasulullah saw. tentang segala sasuatu.

     Adapun contoh-contoh sunnahnya bisa kita lihat di http://adinawas.com/contoh-contoh-hadits-qouliyah-filiyah-dan-taqririyah.html

    Jadi, Sunnah Qauliyah, Fi'liyah, dan Taqririyah adalah segala bentuk perkataan, perilaku, dan ketetapan Nabi Muhammad saw. yang harus kita teladanai ataupun yang harus kita jauhi. Semoga kita semua bisa meneladani ssunnah-sunnah Beliau. امين

Selasa, 24 Oktober 2017

Soal dan Pembahasannya : Aqidah Ahlak

Soal 1 dan 2 untuk kelas XI

1. Tuliskan 3 macam pengetahuan untuk mengetahui Tuhan!
Jwb : Dengan perantara syahadat, dengan logika (akal pikiran yang sehat), dan dengan perantara hati sanubari

2. Apakah fungsi tasawuf dalam kehidupan modern?
Jwb : Fungsinya yaitu untuk memperoleh hubungan langsung dengan Allah swt. dan untuk melepaskan diri dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan bersifat sementara

Soal 3-10 untuk kelas X

3. Jelaskan bahwa Allah memiliki asmaul husna al-Karim!
Jwb : Asmaul husna al-Karim artinya Yang Maha Sempurna dengan kemuliaan-Nya dan terbebas dari perbuatan negatif dari makhluk-makhlukNya yang sama sekali tidak akan mempengaruhi dan mengurangi kemuliaan Allah swt.

4. Secara bahasa al-hikmah berarti : kebijaksanaan, pendapat, pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadialn, dan peribahasa

5. Hikmah memiliki makna pencegahan diantaranya al-hilm yang artinya : mencegah pelaku dari terjerumus ke dalam kemarahan

6. Menjaga diri dari hal-hal yang negatif disebut : Iffah

7. Dalam konteks Islam, aqidah adalah : pengikat sesuatu dengan yang lain

8. Menurut Mahmud Shaltur, aqidah ialah : pondasi yang di atasnya dibangun hukum Syariat

9. Jelaskan aqidah menurut Ibnu Khaldun!
Jwb : Ilmu yang membahas kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan Salaf dan ahlussunnah

10. Kalimat لا اله الله disebut dengan kalimat : Tauhid

Kisah Nabi Muhammad saw. dan Sahabat-sahabatnya : Sikap Pemaaf yang mengantarkan pada Surga Allah

     Suatu hari para sahabat sedang duduk bersama Rasulullah saw. Saat memberikan wejengan, Rasulullah saw. bersabda, "Sebentar lagi akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga." Tak lama kemudian, muncullah seorang lelaki dari golongan Anshar dengan janggut masih basah oleh sisa air wudhu. Ia berjalan sambil menjinjing sandal di tangan kirinya.
     Kejadian tersebut tak hanya terjadi sekali, bahkan sampai 3x. Salah seorang sahabat yaitu Abdullah ibn Amr merasa penasaran, mengapa orang Anshar tersebut bisa menjadi penghuni surga dan memutuskan untuk mengikuti lelaki tersebut dan mencari alasan agar dapat menginap dirumahnya agar dapat mengetahui amalan apa saja yang dilakukannya sehingga ia disebutkan Rasulullah saw. masuk surgaNya.
     Namun, 3 malam ia menginap di sana, Abdullah ibn Amr sama sekali belum melihat amalan istimewa yang dilakukan oleh orang Anshar tersebut. Akhirnya ia pun bertanya pada orang Anshar tersebut perihal amalannya sehingga ia bisa menirunya. Orang Anshar tersebut berkata, "Demi Allah, amalku tidak lebih dari yang kau lihat. Hanya saja aku tak pernah menyimpan niat buruk terhadap sesama Muslim (juga yang lain). Aku juga tidak pernah dengki kepada orang-orang yang mendapat anugrah dan kebaikan dariNya." Mendengar hal itu, Abdullah ibn Amr berkata, "Begitu bersihnya hatimu dari prasangka buruk dan perasaan dengki kepada orang lain. Inilah nampaknya yang membuatmu berada di tempat yang mulia itu. Sesuatu yang tak dapat aku lakukan."